SALURAN
DISTRIBUSI
Pengertian dan Arti Penting Saluran Distribusi
Keputusan mengenai saluran distribusi dalam pemasaran adalah merupakan
salah satu keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang
dipilih akan mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran yang lainnya. Dalam
rangka untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen maka
perusahaan harus benar-benar memilih atau menyeleksi saluran distribusi yang
akan digunakan, sebab kesalahan dalam pemilihan saluran distribusi ini dapat
menghambat bhkan dapat memacetkan usaha menyalurkan barang atau jasa tersebut.
Beberapa
pengertian saluran distribusi menurut para ahli :
Alex S.
Nitisemito : saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau
lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan
barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
The American
Marketing Association : saluran distribusi merupakan suatu struktur organisasi
dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, dealer, pedagang
besar dan pengecer, melalui sebuah komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan.
C. Gleen
Walters : saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan
yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk
menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.
Warren J.
Keegan : saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai
industry.
Assauri :
saluran distribusi merupaka lembaga-lembaga yang memasarkan produk, yang berupa
barang atau jasa dari produsen atau konsumen.
Kotler : saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan
yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan
produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.
Dari beberapa definisi diatas dapat
diketahui adanya beberapa unsure penting, yaitu :
- Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih.
- Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen ke konsumen.
- Saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
- Saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dan melaksanakan system kegiatan (fungsi) yang lengkap dalam menyalurkan produk.
Definisi Manajemen Saluran
Konsep tentang saluran pemasaran disini berorientasi pada
keputusan dimana fungsi-fungsi saluran tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa
adanya beberapa strategi. Strategi itu sendiri merupakan suatu rencana umum
atau menyeluruh, sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan dalam kegiatan
saluran.
Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan yang erat
dengan manajemen secara fisik maupun non fisik daripada saluran. Jadi, menurut C.
Glenn Walters, manajemen saluran dapat didefinisikan sebagai berikut :
” Manajemen Saluran adalah pengembangan
strategi yang searah didasarkan pada berbagai keputusan yang berkaitan untuk
memindahkan barang-barang secara fisik maupun non fisik guna mencapai tujuan
perusahaan dan berada di dalam kondisi lingkungan tertentu. ”
Alasan
Penggunaan Perantara
Peranan Perantara
Penggunaan perantara sebagian besar karena keunggulan
efisiensi mereka dalam membuat barang tersedia secara luas dan mudah diperoleh
pasar sasaran. Perantara pemasaran, dengan hubungan, pengalaman, spesialisasi,
dan skala operasi mereka, biasanya menawarkan kepada perusahaan lebih banyak
daripada yang dapat mereka capai sendiri.
Dari segi sistem ekonomi, peran dasar perantara pemasaran
adalah mengubah persediaan yang bersifat heterogen menjadi berbagai macam barang
yang ingin dibeli orang.
Menurut Stern dan El-Ansary : Perantara melancarkan arus barang dan
jasa. Prosedur ini diperlukan untuk menjembatani ketidaksesuaian antara
berbagai barang dan jasa yang dihasilkan produsen dan bermacam barang yang
diminta konsumen.
Ketidaksesuaian itu timbul dari kenyataan bahwa produsen
biasanya menghasilkan sejumlah besar barang dengan variasi terbatas, sedangkan
konsumen biasanya menginginkan jumlah terbatas dari berbagai jenis barang.
Selama suatu lembaga atau perusahaan itu menawarkan barang atau jasa, masalah
distribusi ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu dilakukan
meskipun tidak menggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi, kegiatan
distribusinya langsung diarahkan oleh produsen kepada konsumennya. Namun tidak
jarang para perantara ini digunakan oleh produsen untuik mendistribusikan hasil
produksinya kepada pembeli akhir. Perantara pemasaran ini merupakan lembaga
atau individu yang menjalankan kegiatan khusus di bidang distribusi. Mereka itu
adalah:
1. Perantara
pedagang
2. Perantara agen
Meskipun sama-sama perantara, tetapi mereka mempunyai
perbedaan-perbedaan. Pada umumnya, alasan utama untuk menggunakan perantara
adalah bahwa mereka ini dapa tmembantu meningkatkan efisiensi distribusi
Penggunaan perantara mempunyai beberapa keuntungan,
yaitu:
1. Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk
mencapai konsumen. Produsen cukup menghubungi perantara untuk menyampaikan
produknya kepada konsumen yang banyak. Ini dipandang lebih efi sien.
2. Kegiatan distribusinya cukup baik bilamana perantara
sudah mempunyai pengalaman. Mereka dipandang lebih baik karena memang tugas
yang
dilakukan hanyalah di bidang distribusi.
dilakukan hanyalah di bidang distribusi.
3. Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi
yang dibutuhkan untuk beberapa jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak
perlu menyediakannya.
4. Perantara dapat membantu di bidang pengangkutan dengan
menyediakan alat-alat transpor sehingga meringankan beban produsen maupun
konsumen yang mencarinya.
5. Perantara dapat membantu di bidang penyimpanan dengan
menyediakan fasilitas-fasilitas penyimpanan, seperti gudang dan fasilitas
penyimpanan lainnya sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh konsumen dapat
memenuhinya.
6. Perantara dapat membantu di bidang keuangan dengan
menyediakan sejumlah dana untuk melakukan penjualan secara kredit kepada
pembeli akhir, atau untuk melakukan pembelian tunai dari produsen.
7. Keuntungan lain yang dapat diharapkan oleh produsen dari
perantara ini adalah:
o Membantu dalam
pencarian konsumen
o Membantu dalam
kegiatan pormosi
o Membantu dalam
penyediaan informasi
o Membantu dalam
pengepakan dan pembungkusan
o Membantu dalam
penyortiran
Umumnya perantara yang perlu dipertimbangkan para pengusaha
antara lain meliputi:
1. Service yang diberikan
1. Service yang diberikan
Perusahaan yang bertindak sebagai
produsen akan bersedia menggunakan perantara jika pihak perantara tersebut
memberikan service yang baik misalnya menyediakan fasilitas pengangkutan dan
pergudangan.
2. Kemampuan
menjual
Faktor yang diperhitungkan oleh
perusahaan-perusahaan dalam menggunakan perantara adalah kemampuan, menjual
produk yang dihasilkan. Perantara yang berhasil mencapai volume penjualan yang
tinggi maka perusahaan akan tertarik memilihnya sebagai salah satu channel
distribusinya.
3. Biaya
Untuk memilih saluran distribusi, faktor biaya yang harus diperhitungkan.
Biaya yang merupakan hal yang tidak pernah terlepas dari segala usaha selalu
diperhatikan dalam menentukan saluran, apabila penggunaan distributor dapat
memperingan kerugian dan memperingan biaya penjualan, perusahaan akan terus
menggunakan perantara karena juga dapat memperkecil harga jual akhir sehingga
dengan demikian harga produk dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.
Distribusi yang efekitif dapat mencegah para konsumen yang setia beralih pada
produk perusahaan pesaing, di samping dapat pula menambah jumlah pemakai
industri yang baru.
Dalam hal ini menurut Drs. Siswanto Sutojo pertimbangan
tersebut dilatarbelakangi, antara lain:
1. Kebutuhan dana dan tenaga
Untuk menyalurkan produk ke pasar, kadang-kadang
diperlukan dana dan tenaga yang cukup besar. Bagi perusahaan yang kemampuan
keuangan dan manajemen distribusinya terbatas, mereka dapat menyerahkan
kegiatan distribusi produk mereka kepada para distributor. Strategi penyerahan
kegiatan distribusi tersebut dapat juga dilakukan secara terbatas, misalnya
untuk daerah tertentu saja.
2. Kondisi daerah pemasaran setempat
Keputusan perusahaan untuk menyerahkan distribusi pada
satu atau dua daerah pemasaran tertentu saja kepada para distributor, dapat
terjadi karena kondisi pemasaran tersebut kurang menguntungkan untuk dikerjakan
sendiri. Permintaan akan suatu produk di daerah tertentu tidak cukup besar,
kondisi infrakstruktur kurang memadai dan biaya pengangkutan mahal. Merupakan
bahan-bahan pertimbangan yang menyebabkan perusahaan menyerahkan pemasaran
produk kepada pihak lain.
3. Pengalaman tentang kondisi local
Pengalaman distributor setempat selama bertahun-tahun
menangani daerah pemasaran, sering kali sulit untuk digunakan oleh perusahaan.
Bagi perusahaan yang ingin memasuki daerah pemasaran baru, sering kali lebih
menguntungkan bagi mereka untuk bekerja sama dengan distributor setempat
daripada menyalurkan sendiri hasil poduksinya.
4. Peraturan pemerintah
Sejak beberapa tahun yang lalu, pemerintah menetapkan
bahwa perusahaan PMA tidak boleh mendistribusikan hasil produksinya sendiri.
Karena peraturan pemerintah tersebut, kebanyakan perusahaan menggunakan
distributor.
Penggunaan distributor di sini oleh perusahaan ditujukan
untuk membantu usahanya dalam melakukan penjualan. Dengan dibentuknya
distributor perusahaan dapat mengurangi biaya pemasaran, ini sangat berpengaruh
khususnya untuk daerah pemasaran yang jaraknya sangat jauh dari tempat
perusahaan (tersebar).
Pemilihan penyalur yang akan digunakan dalam saluran
distribusi harus ditentukan berdasarkan pertimbangan laba, selain beberapa
faktor yang juga memberikan pengaruh, ini berarti perusahaan harus membuat
keseimbangan antara penggunaan jenis penyalur yang berbeda dengan pendapatan
yang dihasilkan metode distribusinya. Pengurangan biaya dengan memasukkan
perantara di dalam saluran distribusi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Seorang pedagang besar dalam saluran biaya komunikasi dan penjualan produsen
dapat berkurang karena sebagian dari biaya tersebut dapat dibebankan kepada
pedagang besar.
Perantara Pedagang
Pada dasarnya perantara pedagang ( Merchant Middlement )
ini bertanggung jawab terhadap kepemilikan semua barang yang dipasarkan. Dalam
hubungannya dalam pemindahan milik, kegiatan perantara ini berbeda dengan
lembaga lain. Yang termasuk dalam agen seperti : perusahaan transport,
perusahaan pergudangan, dsb. Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalam golongan
perantara pedagang adalah :
v Pedagang besar ( Wholesaler )
v Pengecer ( retailer )
Tidak menutup kemungkinan bahwa produsen bertindak
sekaligus sebagai pedagang karena selain membuat barang juga
memperdagangkannya.
v Pedagang Besar, Istilah pedagang besar ini hanya
digunakan pada perantara pedagang yang terkait dengan kegiatan perdagangan
besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen akhir. Untuk
lebih jelas definisi dari, pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli
dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan atau
kepada pemakai industry, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak
menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.
v Pengecer, Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan yang
berhubungan langsung dengan penjual barang atau jasa kepada konsumen akhir
untuk keperluan pribadi. Namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya
perjualan secara langsung dengan pemakai industry karena tidak semua barang
industry selalu dibeli dalam jumlah besar. Secara definisi dapat dikatakan
bahwa : “ pengecer adalah sebuah lembaga yang melakukan sebuah kegiatan usaha
menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi. “
Perantara Agen
Perantara agen ( Agen Middlemen) ini dibedakan dengan
perantara pedagang karena tidak mempunyyai hak milik atas semua barang yang
ditangani. Untuk lebih jelasnya definisi agen agen adalah : lembaga yang
melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang
berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka tidak
mempunyai hak untuk memiliki barang yang diperdagangkan.
Pada dasarnya perantara agen dapat digolongkan kepada dua golongan, yaitu :
v Agen penunjang ( Facilitating Agent )
v Agen pelengkap ( supplemental Agent )
v Agen Penunjang, Agen penunjang merupakan agen
yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jas.
Mereka terbagi dalam beberapa golongan, yaitu :
a) Agen pengangkutan borongan ( Bulk Transportation Agent )
b) Agen penyimpanan ( Storage Agent )
c) Agen pengangkuta khusus ( Specialty Shipper )
d) Agen pembelian dua penjualan ( Purchaseand Sales Agent )
Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan
barang-barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan
pembeli dua penjual. Jadi agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari
setiap kelompok secara serempak. Dalam praktek agen semacam ini dapat dilakukan
sendiri oleh si penerima barang.
v Agen pelengkap, Agen pelengkap berfungsi
melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan
memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain
tidak dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran
barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukan
antara lain berupa :
a) Jasa pembimbing/konsultasi
b) Jasa financial
c) Jasa informasi
d) Jasa khusus lainnya
Berdasarkan berbagai macam jasa yang mereka tawarkan
tersebut, agen pelangkap dapat digolongkan kedalam :
a. Agen yang membantu di bidang keuangan, seperti bank
b. Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti
biro iklan, lembaga penelitian, doter,dsb.
c. Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti
televisi, dsb.
d. Agen khusus yang tidak masuk dalam tiga golongan dimuka.
Kedua macam perantara ( agen dan pedagang ) tsb sama-sama
pentingnya dalam pemasaran. Perlu diketahui bahwa agen dapat menyewa agen-agen
yang lain. Sebagai contoh : sebuah biro periklanan dapat menggunakan radio atau
televise sebagai media periklanan bagi perusahaan, begitu pula dalam hal
pengangkutan, perusahaan angkutan dapat menyewa alat-alat transport kepada
perusahaan lain.
Alternatif
Menentukan Banyaknya Penyalur
Setelah
menentukan banyaknya saluran distribusi yang akan dipakai, perusahaan/produsen
perlu menentukan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau
pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga alternatif pilihan, yaitu :
A. Distribusi Intensif, Distribusi Intensif ini dapat
dilakukan oleh produsen yang menjual barang konvenien. Perusahaan berusaha
menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan
mencapai konsumen. Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan
konsumen. Sedangkan untuk barang industri, distribusi intensif ini biasanya
terbatas untuk jenis operating supplies atau barang standard lainnya, seperti
obeng, minyak pelumas, dan lainnya.
B. Distribusi Selektif, Perusahaan yang menggunakan
distribusi selektif ini berusaha memilih suatu jumlah pedagang besar/ pengecer
yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini dipakai untuk
memasarkan produk baru, barang shopping atau barang special, dan barang
industri jenis accessory equipment. Penggunaan saluran distribusi selektif ini
dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan
volume penjualan dengan jumlah transaksi lebih terbatas.
C. Distribusi Eksklusif, Distribusi eksklusif ini dilakukan
oleh perusahan dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer dalam
daerah pasar tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanya menjual produknya kepada
satu pedagang besar atau satu pengecer saja. Pada umumnya, distribusi eksklusif
ini banyak dipakai :
a. Untuk barang-barang special
b. Apabila penyalur bersedia membuat persediaan dalam jumlah
besar sehingga pembeli lebih leluasa dalam memilih produk yang akan dibelinya
c. Apabila produk yang dijual memerlukan servis sesudah
penjualan (pemasangan, reparasi, dsb), misalnya alat pendingin udara (AC),
almari es dll.
Setelah diketahui panjangnya saluran dan banyaknya penyalur yang digunakan
oleh produsen. Secara keseluruhan dapat diadakan pembandingan untuk jenis-jenis
barang konsumsi.
Pengendalian
Saluran Distribusi
Pengendalian saluran distribusi dapat menjadi suatu masalah yang sulit bagi
perusahaan yang mengandalkan fungsi perdagangan besar dan eceran pada penyalur
tertentu saja (penyalur independen). Karena penyalur independent tersebut
melaksanakan kegiatan bisnisnya untuk kepentingan sendiri, artinya, mereka
hanya tertarik untuk menjual barang yang dapat meningkatkan laba mereka.
1.
Produsen yang
menjual melalui penyalur indipenden tersebut harus dapat merancang produk dan
program pemasaran yang menarik. Untuk membuat agar penyalur independent dapat
lebih terikat pada produsen, maka produsen harus mengambil beberapa
kebijaksanaan seperti :
2. Produsen harus menyatakan bahwa tugasnya tidak berakhir
pada saat produk terjual, tetapi masih perlu memberikan pelayanan sesudah
penjualan kepada pembeli akhir.
3. Produsen harus menyatakan bahwa masalah yang dihadapi
penyalur merupakan masalah bagi produsen dan tidak dapat diabaikan jika ingin
mempertahankan posisi pasarnya.
4. Produsen harus memberi ganti kepada penyalur atas garansi
dan servis lain yang diberikannya kepada para pembeli.
5. Produsen harus dapat memberikan semangat kepada penyalur
dengan memberi sejumlah insentif. Beberapa teknik pemberian insentif yang dapat
digunakan antara lain :
·
Konsesi harga
·
Bantuan
keuangan
·
Proteksi
Jenis-jenis Saluran Distribusi
Dalam perekonomian yang telah
maju, para produsen tidak menjual hasil produksi mereka secara langsung kepada
pemakai akhir. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mendistribusikan barang
dan juga kepada pembeli. Sebuah perusahaan mungkin mendistribusikan barangnya
secara langsung kepada konsumen meskipun jumlahnya cukup besar, sedangkan
perusahaan lain mendistribusikan produknya lewat perantara. Dan tidak sedikit
perusahaan yang menggunakan beberapa kombinasi saluran distribusi untuk
mencapai segmen pasar yang berbeda.
Proses penyaluaran produk sampai kepada
pembeli akhir dapat panjang ataupun pendek, sesuai dengan kebijaksanaan saluran
distribusi yang dianut oleh masing-masing perusahaan.
Untuk itu, setiap perusahaan hendaknya dapat
menentukan mata rantai yang paling tepat, sebab mata rantai yang tepat untuk
perusahaan tertentu belum tentu tepat untuk perusahaan rang lain, begitu juga
sebaliknya.
Mata rantai jalur distribusi itu akan menjadi
panjang bilamana sebelum jatuh ketangan pemakai, produk yang bersangkutan harus
melalui berbagai macam perantara.
Sebaliknya, mala rantai jalur distribusi tadi
dapat rnenjadi pendek bilamana produsen secara langsung menghubungi pembeli
akhir untuk menawarkan produk mereka.
Ada beberapa alternatif jenis saluran yang
dapat digunakan berdasarkan jenis produk dan segmen pasarnya, yaitu:
1) Saluran distribusi barang konsumsi
2) Saluran distribusi barang industri
3) Saluran distribusi jasa
1. Saluran Distribusi Barang Konsumsi
Penjualan barang konsumsi ditujukan untuk
pasar konsumen, dimana umumnya dijual melalui perantara. Hal ini dimaksudkan
untuk menekan biaya pencapaian pasar yang luas menyebar yang tidak mungkin
dicapai produsen satu persatu. Dalam menyalurkan barang konsumsi ada lima jenis
saluran yang dapat digunakan.
a) Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan yang
paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa
menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui
pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena
itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.
b) Produsen – Pengecer – Konsumen
Seperti hainya dengan jenis saluran yang pertama
(Produsen – Konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi
langsung. Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen.
Adapula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara
langsung melayani konsumen. Namun alternatif akhir ini tidak umum dipakai.
c) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer –
Konsumen
Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh
produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Disini,
produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar, kepada pedagang besar
saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang
besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
d) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Disini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. la
menjalankan kegiatan perdagangan besar, dalam saluran distribusi yang ada.
Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
e) Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer –
Konsumen Dalam saluran distribusi, sering menggunakan agen sebagai perantara
untuk menyalurkan barangnya kepedagang besar yang kemudian menjualnya kepada
toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen
penjualan.
2. Saluran Distribusi Barang Industri
Karena karakteristik yang ada pada barang
industri berbeda dengan barang konsumsi, maka saluran distribusi yang
dipakainya juga agak berbeda. Saluran distribusi barang industri juga mempunyai
kemungkinan/kesempatan yang sama bagi setiap produsen untuk menggunakan
kantor/cabang penjualan. Kantor atau cabang ini digunakan untuk mencapai
lembaga distribusi berikutnya. Ada empat macam saluran yang dapat digunakan
untuk mencapai pemakai industri. Keempat saluran distribusi itu adalah:
a) Produsen – Pemakai lndustri
Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industri ini
merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi
langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh produsen bilamana
transaksi penjualan kepada pemakai industri relatif cukup besar. Saluran
distribusi semacam ini cocok untuk barang-barang industri seperti kapal,
lokomotif dan sebagainya. (yang tergolong jenis instalasi)
b) Produsen – Distributor Industri – Pemakai
Industri
Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan
kasesoris,dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.
Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri sebagai penyalurnya
antara lain: produsen barang bangunan, produsen alat-alat untuk bangunan, dan
sebagainya.
c) Produsen – Agen – Pemakai lndustri
Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh
produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin
memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru lebih suka
menggunakan agen.
d) Produsen – Agen – Distributor lndustri –
Pemakai lndustri
Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan
dengan pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual
secara langsung. Selain itu faktor penyimpanan pada saluran perlu
dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan
sangat penting peranannya.
3. Saluran Distribusi Jasa
Konsep saluran distribusi juga tidak hanya
terbatas pada saluran distribusi barang berwujud saja. Produsen jasa juga
menghadapi masalah serupa yakni bagaimana hasil mereka dapat diperoleh sampai
ke tangan konsumen. Bagi lembaga penyedia jasa, kebutuhan akan faedah waktu dan
tempat menjadi jelas. Jasa harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai
oleh pemakainya.
Secara tradisional kebanyakan jasa-jasa dijual langsung
oleh produsen kepada konsumen atau pemakai industrial. Tenaga perantara tidak
digunakan jika jasa-jasa tidak dapat dipisahkan dari penjual, atau jika jasa
diciptakan dan dipasarkan seketika itu juga. Pada tahun-tahun belakangan ini,
beberapa pengusaha menyadari bahwa ciri tak terpisahkan pada jasa bukan menjadi
halangan yang tak dapat ditanggulangi, sehinggajasa dapat disalurkan lewat
sistem distribusi penjual. Manajemen pemasaran jasa dapat meluaskan
distribusinya. Contohnya dimulai dengan lokasi. Lokasi penjualan jasa harus
mudah dicapai pelanggan, oleh karena banyak jasa yang tidak dapat dihantarkan.
Pemasaran jasa perantara merupakan cara lain
untuk meluaskan distribusi. Beberapa pihak mengadakan pengaturan dengan
perusahaan agar gaji pegawainya dapat langsung dimasukkan dalam rekening
pegawai pada bank itu. Jadi majikan menjadi perantara dalam distribusi jasa
bank. Ciri tak teraba pada jasa
berarti bahwa masalah distribusi fisik pada dasarnya tidak ada pada kebanyakan
produsen jasa. Akan tetapi tidak semua produsen jasa bebas dari masalah
distribusi fisik. Seperti hotel atau wisma peristirahatan yang mempunyai
kelebihan kamar (persediaan) yang dapat merugikan usaha.
Faktor-faktor Distribusi yang Mempengaruhi
Pemilihan Saluran
Produsen harus
mempertimbangkan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan
saluran distribusinya. Pemilihan saluran distribusi yang efektif akan mampu
mendorong peningkatan penjualan yang diharapkan, sehingga kelangsungan hidup
perusahaan dapat terjamin.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
1.
Pertimbangan
pasar (Market Consideration)
2.
Pertimbangan
barang ( Product Consideration )
3.
Pertimbangan
perusahaan ( Company Consideration )
4.
Pertimbangan
Perantara ( Middle Consideration )
v Pertimbangan pasar (Market
Consideration), Saluran
distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, oleh karena itu
keadaan pasar merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran tersebut.
Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan :
a) Konsumen
atau pasar industry,
Apabila
pasarnya berupa pasar industry, maka pengecer jarang atau bahkan tidak pernah
digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa konsumen dan pasar industry,
perusahaan akan menggunakan lebih dari satu saluran.
b) Jumlah
pembeli potensial, Jika
jumlah konsumen relative kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat mengadakan
penjualan secara langsung kepada pemakai.
c) Konsentrasi
pasar secara geografis,
Secara
geografis, pasar dapat dibagi ke dalam beberapa konsentrasi, seperti : industry
tekstil, industry kertas, dsb. Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat
kepadatan yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan distributor industry.
d) Jumlah
pesanan, Volume
penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap saluran yang
dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industry tidak begitu besar,
atau relative kecil, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industry.
e) Kebiasaan
dalam pembelian, Kebiasaan
membeli dari konsumen akhir dan pemakai industry sangat berpengaruh pula
terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli ini,
antara lain :
ü Kemauan untuk membelanjakan uangnya
ü Tertariknya pada pembelian dengan kredit
ü Lebih senang melakukan pembelian yang tidak
berkali-kali
ü Tertariknya pada pelaynan penjual
v Pertimbangan barang (
Product Consideration ),
Beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dari segi barang, antara lain :
a) Nilai
unit, Jika
nilai unit dari barang yang dijual relative rendah, maka produsen cenderung
untuk menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi sebaliknya, jika
nilai unitnya relative tinggi, maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
b) Besar
dan berat barang, Manajemen
harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungannya dengan nilai barang
secara keseluruhan, dimana besar dan berat barang sangat menentukan. Jika
ongkos angkut terlalu besar dibandingkan dengan nilai barangnya, sehingga
terdapat beban yang berat bagi perusahaan, maka sebagian beban tersebut dapat
dialihkan kepada perantara. Jadi, perantara dapat menanggung sebagian dari
ongkos angkut.
c) Mudah
rusaknya barang, Jika
barang yang dijual mudah rusak, maka perusahaan tidak perlu menggunakan
perantara. Jika ingin menggunakan maka harus dipilih perantara yang memiliki
fasilitas penyimpanan yang cukup baik.
d) Sifat
teknis, Beberapa
jenis barang industry seperti instalasi, biasanya disalurkan langsung kepada
pemakai industry. Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat
menerangkan berbagai masalah teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga
harus memberikan pelayanan, baik sebelum, maupun sesudah penjualan. Pekerjaan
semacam ini jarang sekali bahkan tidak pernah dilakukan oleh pedagang
besar/grosir.
e) Barang
standard dan pesanan,
Jika
barang yang dijual merupakan barang standard, maka dipelihara sejumlah
persediaan pada penyalur. Demikian sebaliknya, kalau barang dijual berdasarkan
pesanan, maka penyalur tidak perlu memelihara persediaan.
f) Luasnya
product line, Jika
perusahaan hanya membuat satu macam barang saja, maka penggunaan pedagang besar
sebagai penyalur adalah baik. Tetapi, jika macam barangnya banyak, maka
perusahaan dapat menjual langsung kepada pengecer.
v Pertimbangan perusahaan (
Company Consideration ),
Dari
segi perusahaan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
a) Sumber
pembelanjaan, Penggunaan
saluran distribusi langsung atau yang pendek biasanya memerlukan jumlah dana
yang lebih besar. Oleh karena itu saluran distribusi pendek ini kebanyakan
hanya dilakukan oleh perusahaan yang kuat di bidang keuangannya. Perusahaan
yang tidak kuat kondisi keuangannya akan cenderung menggunakan saluran
distribusi yang lebih panjang.
b) Pengalaman
dan kemampuan manajemen,
Biasanya
perusahaan yang menjual barang baru, atau ingin memasuki pasaran baru, lebih
suka menggunakan perantara. Hal ini disebabkan karena umumnya cara perantara
sudah mempunyai pengalaman, sehingga manajemen dapat mengambil pelajaran dari
mereka.
c) Pengawasan
saluran, Faktor
pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam
kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika
saluran distribusinya pendek. Jadi yang ingin mengawasi penyaluran barangnya
cenderung ,memilih saluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi.
d) Pelayanan
yang diberikan oleh penjual,Jika produsen ingin memberikan pelayanan yang lebih baik,
xseperti membangun ruang peragaan, mencari pembeli untuk perantara, maka banyak
perantara yang bersedia menjadi penyalurnya.
v Pertimbangan Perantara (
Middle Consideration ),
Dari
segi perantara beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
a) Pelayanan
yang diberikan oleh perantara, Jika perantara ingin memberikan pelayanan yang lebih
baik, misalnya dengan menyediakan fasilitas penyimpanan, maka produsen akan
bersedia menggunakannya sebagai penyalur.
b) Kegunaan
perantara, Perantara
akan digunakan sebagai penyalur, apabila ia dapat membawa barang produsen dalam
persaingan, dan selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang
baru.
c) Sikap
perantara terhadap kebijaksanaan produsen, Kalau perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan
oleh produsen, misalnya resiko turunya harga, maka produsen memilihnya sebagai
penyalur. Hal dapat memperingan tanggung jawab produsen dalam menghadapi
berbagai macam resiko.
d) Volume
penjualan, Dalam
hal ini produsen cenderung memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya
dalan volume yang besar untuk jangka waktu yang lama.
e) Ongkos, Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat
lebih ringan dengan digunakannya perantara, maka hal ini dapat dilaksanakan
terus.
Sumber :
http://abetamam.blogspot.com/2013/10/saluran-distribusi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar